Profil Desa Klego

Ketahui informasi secara rinci Desa Klego mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Klego

Tentang Kami

Profil Kelurahan Klego, Pekalongan Timur. Jelajahi peran vitalnya sebagai rumah bagi Pasar Grosir Batik Setono, pusat perputaran ekonomi batik nasional, serta dinamika kawasan komersial tersibuk di jalur utama Kota Pekalongan.

  • Pusat Grosir Batik Nasional

    Lokasi dari Pasar Grosir Batik Setono, sebuah pusat perkulakan batik terbesar dan terpenting di Indonesia yang menjadi rujukan utama para pedagang dari seluruh penjuru negeri.

  • Koridor Komersial Tersibuk

    Dilewati oleh jalur utama kota, menjadikannya kawasan komersial yang sangat padat dengan berbagai usaha penunjang seperti perbankan, ekspedisi, dan akomodasi yang melayani aktivitas perdagangan.

  • Penggerak Ekonomi Kerakyatan

    Keberadaan pasar grosir menciptakan efek domino yang masif, menghidupi ribuan UMKM dan pekerja di sektor informal yang menyediakan jasa dan produk pendukung bagi ekosistem perdagangan batik.

Pasang Disini

Terletak di koridor paling strategis di Kecamatan Pekalongan Timur, Kelurahan Klego adalah manifestasi nyata dari julukan Pekalongan sebagai Kota Batik. Wilayah ini bukan sekadar kawasan permukiman, melainkan sebuah pusat perniagaan raksasa yang menjadi jantung dari perdagangan batik skala grosir. Denyut nadinya adalah Pasar Grosir Batik Setono, sebuah kompleks perdagangan yang menjadi rujukan utama bagi para pedagang batik dari seluruh penjuru Nusantara untuk mengisi stok barang dagangan mereka.

Kelurahan Klego merupakan sebuah etalase di mana jutaan helai kain batik diperjualbelikan setiap harinya, menggerakkan roda perekonomian yang nilainya mencapai miliaran rupiah. Sebagai kawasan yang dilintasi jalur utama kota, Klego menjelma menjadi koridor komersial yang padat dan tak pernah sepi. Kisah Kelurahan Klego adalah tentang hiruk pikuk perdagangan, keuletan para pelaku usaha dan perannya yang tak tergantikan sebagai salah satu pilar utama yang menopang supremasi Pekalongan dalam industri batik nasional.

Pusat Perkulakan Batik Nasional: Pasar Grosir Setono

Identitas dan ruh Kelurahan Klego menyatu sepenuhnya dengan keberadaan Pasar Grosir Batik Setono. Kompleks pasar yang lebih dikenal dengan nama "Grosir Setono" ini bukanlah pasar turis biasa, melainkan sebuah pusat perkulakan (wholesale) yang menjadi barometer bagi industri batik Tanah Air. Di sinilah para produsen batik dari berbagai sentra industri di Pekalongan dan sekitarnya bertemu dengan para pembeli skala besar, mulai dari pemilik butik di kota-kota metropolitan hingga pedagang pasar dari berbagai daerah.

Ratusan kios dan ruko di dalam maupun di sekitar kompleks pasar ini dipenuhi dengan tumpukan kain batik, daster, kemeja, sarung, dan berbagai produk turunan batik lainnya. Aktivitas bongkar muat barang dan transaksi dalam partai besar menjadi pemandangan sehari-hari. Pasar ini menjadi titik krusial dalam rantai distribusi, memastikan produk-produk batik Pekalongan dapat menjangkau konsumen di seluruh Indonesia, bahkan hingga pasar ekspor.

Seorang pedagang grosir yang telah puluhan tahun berusaha di Setono menjelaskan, "Orang dari Jakarta, Surabaya, Sumatera, Kalimantan, kalau mau `kulakan` batik ya datangnya ke sini. Di sini pusatnya, barangnya komplet dan harganya harga produsen. Pasar ini tidak pernah mati, selalu ada perputaran." Keberadaan pasar ini menjadikan Klego sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling vital di Kota Pekalongan.

Koridor Komersial dan Denyut Lalu Lintas

Lokasi Kelurahan Klego yang dibelah oleh Jalan Dokter Sutomo dan Jalan Gajah Mada, yang merupakan bagian dari jalur utama kota, menjadikannya sebuah koridor komersial yang sangat sibuk. Di sepanjang jalan ini, berbagai macam jenis usaha tumbuh subur, saling melengkapi ekosistem perdagangan yang telah dibentuk oleh pasar grosir.

Berbagai bank, perusahaan ekspedisi dan kargo, hotel melati, rumah makan, hingga toko-toko yang menjual perlengkapan produksi batik (seperti kain mori dan pewarna) berderet di sepanjang jalan utama. Keberadaan mereka secara langsung menunjang aktivitas perdagangan di Pasar Grosir Setono. Para pedagang dari luar kota yang datang untuk berbelanja membutuhkan jasa perbankan untuk transaksi, jasa kargo untuk pengiriman barang, serta tempat untuk makan dan beristirahat.

Kondisi ini juga membawa konsekuensi berupa kepadatan lalu lintas yang tinggi, terutama pada jam-jam sibuk dan hari pasaran. Kemacetan menjadi tantangan rutin yang dihadapi di kawasan ini. Pemerintah Kota Pekalongan, melalui Dinas Perhubungan, terus berupaya melakukan rekayasa lalu lintas dan penataan parkir untuk mengurai kepadatan di salah satu urat nadi terpenting kota ini.

Ekonomi Ikutan dan Geliat UMKM

Dampak ekonomi dari keberadaan Pasar Grosir Setono tidak hanya dirasakan oleh para pedagang besar. Efek domino (multiplier effect) yang dihasilkannya turut menghidupi ribuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Klego dan sekitarnya.

Banyak warga lokal yang membuka usaha untuk melayani para pekerja dan pengunjung pasar. Warung-warung kopi, penjual makanan kecil, jasa perparkiran, hingga kuli angkut menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat sekitar. Selain itu, banyak pula industri rumahan yang berperan sebagai pemasok bagi para pedagang di pasar, seperti usaha jahit atau konfeksi skala kecil yang mengerjakan pesanan maklun.

Lurah Klego menyoroti pentingnya ekonomi ikutan ini. "Pasar Grosir Setono adalah lokomotifnya, tetapi gerbong-gerbong ekonomi kecil di sekitarnya inilah yang memberikan kesejahteraan langsung bagi warga kami. Oleh karena itu, menjaga stabilitas dan kenyamanan di kawasan ini adalah prioritas kami, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," tuturnya.

Dinamika Sosial dan Tata Kelola Perkotaan

Sebagai pusat perdagangan, Kelurahan Klego memiliki dinamika sosial yang sangat tinggi. Menurut data BPS Kota Pekalongan, kelurahan ini memiliki luas wilayah 0,69 kilometer persegi dengan jumlah penduduk tercatat 4.394 jiwa pada tahun 2022. Meskipun jumlah penduduknya tidak terlampau padat, namun jumlah populasi manusia yang beraktivitas di wilayah ini pada siang hari bisa berkali-kali lipat karena statusnya sebagai pusat komersial.

Masyarakatnya merupakan perpaduan antara penduduk asli dengan komunitas pedagang dan pekerja yang berasal dari berbagai daerah, menciptakan lingkungan yang heterogen dan kosmopolitan. Kehidupan sosialnya berjalan cepat, mengikuti ritme perdagangan yang hampir tidak pernah berhenti.

Tantangan utama dalam tata kelola wilayah ini adalah penataan ruang, kebersihan, dan ketertiban. Pemerintah Kelurahan bersama dinas terkait seperti Satpol PP dan Dinas Lingkungan Hidup secara rutin melakukan penertiban pedagang kaki lima dan pengelolaan sampah pasar untuk menjaga estetika dan fungsi kawasan. Dalam Musrenbang, usulan yang sering muncul berkaitan dengan perbaikan infrastruktur penunjang perdagangan, seperti kanalisasi drainase untuk mencegah genangan dan optimalisasi penerangan jalan untuk keamanan.

Dengan perannya yang sangat sentral, Kelahuran Klego adalah wajah dari dinamisme dan keuletan para pedagang Pekalongan. Ia adalah bukti bahwa kekuatan sebuah produk lokal, dalam hal ini batik, mampu menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang luar biasa besar dan menjadi tulang punggung bagi kehidupan ribuan orang.